Bagi penghobi breeding ayam
bangkok, memahami cara memilih indukan yang baik adalah wajib. Seekor
babon, adalah mesin utama dalam sebuah peternakan, dan khusus untuk
urusan breeding, sering berperan lebih ‘penting’ daripada jago.
Memilih
babon yang baik adalah tidak mudah, dan lebih sulit daripada memilih
jago yang baik. Seekor jago bisa dipilih dengan melihat cara
bertarungnya menghadapi berbagai tipe lawan, tetapi seekor babon yang
baik tidak cukup demikian.
Dalam perindukan ayam, dikenal dua jenis babon istimewa yaitu
babon unggul dan
babon cetak.
Babon unggul adalah babon pilihan, memiliki silsilah perindukan yang baik, struktur
tulang yang bagus, bentuk badan ideal (seperti botol) dan menunjukkan
teknik bertarung yang baik. Babon ini juga harus memiliki sifat dominan
pada keturunan, sehingga anak-anak yang dihasikan cenderung akan
mewarisi kelebihan induknya. Bahkan ketika dikawinkan dengan jago yang
kurang baguspun, anak yang dihasilkan akan cenderung ikut induk dan
lebih bagus dari bapaknya. Babon unggul biasanya berasal dari galur
murni.
Babon cetak adalah babon yang punya
kecenderungan resesif dalam keturunan. Anak yang dihasilkan akan
cenderung mirip atau fotocopy dengan bapaknya. Seekor babon cetak yang
baik, harus menghasilkan anak yang jelek ketika jagonya jelek.
Sebaliknya harus menghasilkan anak bagus ketika jagonya bagus. Jika
babon cetak dikawinkan dengan jago jelek dan anaknya bagus, maka ia
gugur dalam kriteria babon cetak dan harganya turun.
Babon cetak
bisa cetak fisik, cetak teknik, atau cetak semuanya. Untuk uji cetak
fisik, adalah dengan mengawinkan berbeda bulu atau bentuk jengger yang
beda. Seekor babon cetak berwarna hitam harus menghasilkan anak berwarna
putih ketika jagonya putih. Jika dikawinkan dengan ayam katai, maka
anaknyapun harus kecil-kecil. Untuk uji cetak teknik, harus dikawinkan
dengan jago berteknik jelek, lalu dengan jago berteknik bagus. Seekor
babon yang cetak sempurna, harganya bisa amat mahal dan tidak realistis.
Babon cetak bisa berasal dari galur murni (BK) maupun campuran (F1
maupun F2) atau turunan yang sudah jauh.
JURUS-JURUS BERTARUNG
Ayam petarung, terutama ayam
bangkok memiliki ragam teknik bertarung yang bervariasi. Seorang pelatih
tidak bisa mengubah teknik bertarung ayamnya. Yang bisa dilakukan
adalah meningkatkan daya tahan tubuh, memperpanjang nafas dan
mengeraskan pukulan.
Beberapa ragam teknik bertarung antara lain:
KONTROLTeknik
ini adalah teknik bertarung yang paling polos. Ayam cenderung tidak
berusaha mencari peluang alternatif untuk memukul lawan, tetapi hanya
berusaha agar posisi kepala tegak dan ada di atas kepala lawan, mematuk
lalu melepaskan pukulan. Keunggulan teknik ini adalah lebih hemat dalam
energi sehingga nafas bisa bertahan lebih lama.
SOLAHTeknik
ini adalah yang paling liar dan paling memakan energi. Ayam bertipe
solah akan terus bergerak dengan amat bervariasi. Dia seolah hendak
melakukan satu teknik ngalung, tapi tidak bersungguh dan lama, segera
mengubah gerakan dari kiri ke kanan dan sebaliknya lalu segera disusul
dengan gerakan atau percobaan pukulan lain. Ayam solah biasanya amat
memukau, tetapi teknik ini amat menguras energi dan umumnya ayam solah
kurang memiliki ketahanan badan.
PRANGGALTeknik
ini adalah memukul tanpa mematuk lawan. Teknik pranggal memiliki
kelebihan dibanding dengan teknik lain karena pukulan bisa dilepaskan
dengan seketika tanpa perlu sebuah ‘pegangan’ seperti teknik lain. Dalam
teknik lainnya, ayam harus mematuk, menggigit lalu memukul dengan kedua
kaki.
MULARIni adalah teknik tarung dengan lari dan
jaga jarak. Ayam berteknik mular akan menjauh dari lawannya ketika
terdesak atau sulit memukul. Ketika lawannya mengejar di belakang,
secara tiba-tiba ia bisa berbalik dan melepaskan pukulan ketika lawannya
belum siap. Ayam mular umumnya memiliki pergerakan kaki yang baik serta
nafas yang tahan lama.
NGALUNGTeknik ini adalah
merengkuh leher lawan dan menguncinya, seolah ‘mengalungi’. Dengan
teknik ini maka lawan akan kesulitan memukul, mati langkah dan
selanjutnya bisa dipukul tanpa mampu menghindar. Ayam ngalung umumnya
memiliki urat leher yang bagus serta struktur tulang leher yang rapat.
Tanpa memukulpun ayam ngalung bisa membuat lawan frustasi.
NGGANDULTeknik
ini mirip dengan ngalung tetapi gerakan leher lebih menumpang dibanding
merengkuh sehingga lawan juga akan menanggung beban karena
‘ditumpangi’.
NYAYAPTeknik ini adalah kepala masuk
ke sayap lawan, keluar dari ketiak dan setelah posisi memungkinkan akan
melepaskan pukulan ke arah kepala. Efek teknik nyayap, selain pukulan ke
kepala, juga akan menyakiti bahu dan sayap lawan karena dipaksa untuk
renggang dari badan.
DONGKRAKTeknik ini dilakukan
dengan masuk di antara kaki lawan, ambil nafas dan mencari posisi, lalu
dengan sekuat tenaga berusaha muncul dari arah ekor lawan sehingga badan
lawan akan terangkat (didongkrak). Ketika lawan sedang berusaha
menguasai keseimbangan, maka lawan dapat dipukul pada berbagai sasaran
dari arah belakang.
DOBRAKTeknik ini agak langka,
ayam biasanya akan masuk di antara dua kaki lawan lalu mematuk paha dan
memukul badan bagian bawah. Serangan ini sulit diantisipasi dan biasanya
lawan akan kesakitan dan sulit membalas karena posisi musuh selalu di
bawah.
Pada beberapa daerah nama-nama teknik ini bisa
berbeda-beda. Secara umum, seekor ayam petarung akan memiliki salah satu
teknik dominan sejak lahir. Satu atau dua teknik yang lain mungkin
untuk dimiliki sebagai kelebihan tapi sangat mustahil bagi seekor ayam
untuk memiliki semua teknik bertarung.